Sabtu, 27 Oktober 2012


Jenis – jenis manusia purba
 Manusia yang ada pada masa modern sekarang telah mengalami proses perkembangan yang sangat panjang.Dari proses itu muncullah manusia seperti saat ini yang telah memiliki kecerdasan tinggi sehingga mampu menciptakan teknologi maju dan ilmu pengetahuan perkembangan manusia ini dinyatakan oleh Darwin dalam teori evolusi.selain itu,dalam posting jenis – jenis manusia purba lengkap .manusia yang hidup pada aman prasejarah dapat ditemui sekarang dalam bentuk fosil.Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam perkembanganya terdiri dari beberapa jenis.Masing – masing jenis mewakili zaman di mana ia hidup.                                                                                                 berikut ini adalah manusia purba yang hidup pada zaman purba yang berada di Indonesia :                                 1. Meganthropus Paleojavanicus
 Meganthropus Paleojavanicus berarti manusia purba dari jawa yang bertubuh besar.Manusia purba ini diyakini merupakan mahkluk tertua yang pernah hidup di Pulau Jawa.Mereka diperkirakan hidp sekitar 1 – 2 juta tahun yang lalu.Fosil rahang bawah dan rahang atas manusia purba ini ditemukan oleh von koenigswald di Sangiran pada tahun 1936 dan 1941.Von Koenigswald menemukan bahwa Meganthropus ini memiliki rahang yang tegap dan geraham yang besar,tulang pipi tebal,tonjolan kening yang mencolok dan tonjolan belakang kepala yang tajam serta sendi – sendi yang besar.Melihat kondisi fisiknya disimpulkan bahwa Meganthropus ini memakan tumbuh – tumbuhan.untuk lebih mengetahui yang lain silahkan membaca artikel Jenis – jenis manusia purba lengkap

2. Pithecanthropus
Pithecanthropus berarti manusia kera.Seorang peneliti bernama Eugene Dubois yang pertama kali menemukan fosil purba jenis ini.Pada tahun 1891,ia menemukan bagian rahang,gigi,dan sebagian tulang tengkorak.Manusia kera ini berjalan tegak dengan dua kaki diperkirakan hidup 700.000 tahun yang lalu.Dubois menemukan fosil Pithecanthropus di Trinil daerah Ngawi pada saat Sungai bengawan solo mengering.Kemudian fosil tersebut ditemukan dan dinamai ilmiah Pithecanthropus erectus yang berarti manusia kera yang berjalan tegak.Sekarang nama ilmiah nya dikenal dengan nama Homo Erectus.Pithecantrophus memiliki ciri – ciri tingga badan antara 165 – 180 cm,volume otak 750 – 1300 cc, dan berat badan 80 – 100 kg.dalam beberapa penelitian,diperkirakan pithecanthropus adalah manusia purba yang pertama kalinya mengenal api sehingga terjadi perubahan pola memperoleh makanan yang semula mengandalkan makanan dari alam menjadi pola berburu menangkap ikan.
Jenis Jenis pithecanthropus yang ditemukan di indonesia antara lain :                                                                 1. Pithecanthropus mojokertensis                                                                                                           
Pithecanthropus mojokertensis memiliki arti kera dari mojokerto.Fosil ini ditemukan oleh Von Keonigswalg di daerah perning,Mojokerto pada tahun 1936 – 1941.
2. Pithecanthropus soloensis                                                                                                                             Berarti manusia kera dari solo.yang ditemukan berupa 11 buah fosil tengkorak,tulang rahang dan gigi.Fosil – fosil itu ditemukan oleh Von Keonigswalg dan weidenreich antara tahun 1931 0 1934 di lembah sungai bengawan solo

3. Homo Sapiens
Homo Sapiens memiliki arti manusia cerdas.Manusia purba jenis ini memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang.Dibandingkan manusia purba sebelumnya,homo sapiens lebih banyak meninggalkan benda – benda berbudaya.Diduga,inilah yang menjadi nenek moyang bangsa – bangsa di dunia.Fosil homo sapiens di Indonesia ditemukan di wajak,dekat Tulungagung,Jawa Timur oleh Von Rietschoten pada tahun 1889.Fosil ini merupakan fosil yang pertama ditemukan di Indonesia yang diberi nama Homo wajakensis atau manusia dari wajak.Fosil ini kemudia diteliti ulang oleh Eugene Dubois.Manusia purba ini memiliki tinggi badan 130 – 210 cm,berat badan 30 – 159 kg,dan volume otak 1350 – 1450.Homo wajakensis diperkirakan hidup antara 25.000 – 40.000 tahun yang lalu.Homo wajakensis memiliki persamaan dengan Australia purba ( Austroloid ).Sebuah tengkorak kecil dari seorang wanita,sebuah rahang bawah dan sebuah rahang atas dari manusia purba itu sangat mirip dengan manusia purba ras Australoid purba yang ditemukan di Talgai dan Keilor yang rupanya mendiami di daerah Irian dan Australia.Di Asia tenggara ditemukan pula manusia purba jenis ini di antaranya di Serawak,Filipina dan Cina selatan.
Jenis-Jenis manusia purba luar indonesia/dunia
1. Sinanthropus Pekninensis                                                                                                                     Berdasarkan penemuanya fosil pithecanthropus pekinensis memiliki persamaan dengan pithecanthropus erectus.Fosil ini ditemukan oleh prof.Davidson black pada tahun 1927 di gua – gua dekat Chou – Kou – Tien,Peking
2. Homo Africanus ( Homo Rhodesiensis )                                                                                                Ditemukan oleh Raymond Dart dan Robert brom pada tahun 1924 di goa Broken hill,rhodesia ( zimbabwe )
3. Australopithecus Africanus                                                                                                                     Ditemukan oleh Raymond Dart pada tahun 1924 di Taung,dekat Vryburg,Afrika Selatan
4. Homo Heidelbergensis                                                                                                                             Ditemukan oleh Dr.Schoetensack di Desa Maurer dekat kota Heidelberg ( jerman )
5. Homo Neanderthalensis                                                                                                                          Ditemukan oleh Rudolf Virchow dan Dr.Fulfrott di lembah sungai Neander,dekat Duselldorf,jerman tahun 1956.Ciri -ciri manusia purba ini mendekat ciri homo wajakensis.
6. Homo Cro Magnon ( Ras Cro – Magnon )                                                                                             Ditemukan oleh Lartet di gua Cro Magnon dekat Lez Eyzies sebelah barat daya PERANCIS tahun 1868C. KEBUDAYAAN MASYARAKAT PRA AKSARA
Zaman pra aksara dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:                                                                                        zaman batu dan zaman logam
Pembagian itu didasarkan pada alat - alat atau hasil kebudayaan yang mereka ciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya. Secara skematis, pembagian zaman pra aksara dapat digambarkan sebagai berikut:                                                                                                             Disebut zaman batu karena hasil - hasil kebudayaan pada masa itu sebagian besar terbuat dari batu, mulai dari yang sedernaha dan kasar sampai pada yang baik dan halus. Perbedaan itu merupakan gambaran usia peralatan tersebut. Semakin sederhana dan kasar, maka peralatan itu dikatakan berasal dari zaman yang lebih tua, dan sebaliknya.
Zaman batu sendiri dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:                                                                               zaman batu tua (paleolitikum),zaman batu tengah (mesolitikum), dan zaman batu muda (neolitikum).Di samping ketiga zaman batu itu, juga dikenal zaman batu besar (megalitikum).Beberapa hasil kebudayaan dari zaman paleolitikum, di antaranya adalah kapak genggam, kapak perimbas, monofacial, alat - alat serpih, chopper, dan beberapa jenis kapak yang telah dikerjakan kedua sisinya. Alat - alat ini tidak dapat digolongkan ke dalam kebudayaan batu teras maupun golongan flake. Alat - alat ini dikerjakan secara sederhana dan masih sangat kasar. Bahkan, tidak jarang yang hanya berupa pecahan batu. Beberapa contoh hasil kebudayaan dari zaman paleolitikum dapat dilihat pada gambar di bawah ini.Chopper merupakan salah satu jenis kapak genggam yang berfungsi sebagai alat penetak. Oleh karena itu, chopper sering disebut sebagai kapak penetak. Mungkin kalian masih sulit membayangkan bagaimana cara menggunakan chopper. Misalnya, kalian akan memotong kayu yang basah atau tali yang besar, sementara kalian tidak memiliki alat pemotong, maka kalian dapat mengambil pecahan batu yang tajam. Kayu atau tali yang akan dipotong diletakan pada benda yang keras dan bagian yang akan dipotong dipukul dengan batu, maka kayu atau tali akan putus. Itulah, cara menggunakan kapak penetak atau chopper.Contoh hasil kebudayaan dari zaman paleolitikum adalah flake atau alat - alat serpih. Hasil kebudayaan ini banyak ditemukan di wilayah Indonesia, terutama di Sangiran (Jawa Tengah) dan Cebbenge (Sulawesi Selatan). Flake memiliki fungsi yang besar, terutama untuk mengelupas kulit umbi - umbian dan kulit hewan.Perhatikan salah satu contoh flake yang ditemukan di Sangiran dan Cebbenge.Pada Zaman Paleolitikum, di samping ditemukan hasil - hasil kebudayaan, juga ditemukan beberapa peninggalan, seperti tengkorak (2 buah), fragmen kecil dari rahang bawah kanan, dan tulang paha (6 buah) yang diperkirakan dari jenis manusia. Selama masa paleolitikum tengah, jenis manusia itu tidak banyak mengalami perubahan secara fisik. Pithecanthropus Erectus adalah nenek moyang dari Manusia Solo (Homo Soloensis). Persoalan yang agak aneh karena Pithecanthropus memiliki dahi yang sangat sempit, busur alis mata yang tebal, otak yang kecil, rahang yang besar, dan geraham yang kokoh. Di samping ini adalah salah tengkorak Homo Soloensis yang ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan von Konigwald di Ngandong pada tahun 1936 - 1941.Pada Zaman Mesolitikum terdapat tiga macam kebudayaan yang berbeda satu sama lain, yaitu kebudayaan Bascon - Hoabin,Toale, dan Sampung.                                                                                                         Ketiga kebudayaan itu diperkirakan datang di Indonesia hampir bersamaan waktunya.Kebudayaan Bascon - Hoabin ditemukan dalam goa - goa dan bukit - bukit kerang di Indo Cina, Siam, Malaka, dan Sumatera Timur. Daerah - daerah itu merupakan wilayah yang saling berkaitan satu sama lainnya. Kebudayaan ini umumnya berupa alat dari batu kali yang bulat. Sering disebut sebagai ‘batu teras’ karena hanya dikerjakan satu sisi, sedangkan sisi yang lain dibiarkan tetap licin.Sumateralith adalah salah jenis peralatan manusia pra aksara Indonesia yang berfungsi sebagai alat penetak, pemecah, pemotong, pelempar, penggali, dan lain - lain. Alat ini ditemukan di Sumatera dalam jumlah yang sangat banyak. Penemuan ini merupakan fenomena yang menarik karena berkaitan dengan kehidupan masyarakat pada waktu itu. Sekurang - kurangnya, penemuan itu merupakan bukti bahwa kehidupan masyarakat sudah semakin maju dengan kebutuhan yang semakin tinggi.Hasil kebudayaan Toale dan yang serumpun umumnya, berupa kebudayaan ‘flake’ dan ‘blade’. Kebudayaan ini mendapat pengaruh kuat dari unsur ‘microlith’ sehingga menghasilkan alat - alat yang berukuran kecil dan terbuat dari batu yang mirip dengan ‘batu api’ di Eropa. Di samping itu, ditemukan alat - alat yang terbuat dari tulang dan kerang. Alat - alat ini sebagian besar merupakan alat berburu atau yang dipergunakan para nelayan.Kebudayaan - kebudayaan yang mirip dengan kebudayaan Toale ditemukan di Jawa (dataran tinggi Bandung, Tuban, dan Besuki); di Sumatera (di sekeliling danau Kerinci dan goa - goa di Jambi); di Flores, di Timor, dan di Sulawesi. Di bawah ini adalah salah satu hasil kebuadayaan Toale dari Sulawesi Selatan yang memiliki ukuran lebih kecil, tetapi tampak lebih tajam dibandingkan dengan kapak genggam, kapak perimbas, atau jenis kapak lainnya.Di samping alat - alat yang terbuat dari batu, juga ditemukan alat - alat yang terbuat dari tulang dan tanduk. Kedua jenis alat ini termasuk dalam hasil kebudayaan Toale.Sementara, kebudayaan Sampung merupakan kebudayaan tulang dan tanduk yang ditemukan di desa Sampung, Ponorogo. Barang yang ditemukan berupa jarum, pisau, dan sudip. Pada lapisan yang lain telah ditemukan ‘mata panah’ yang terbuat dari kapur membatu. Di samping itu ditemukan juga beberapa kerangka manusia dan tulang binatang buas yang dibor (mungkin sebagai perhiasan atau jimat).Tentang persebaran kebudayaan Toale tidak diketahui secara. Namun, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kebudayaan ini telah berkembang di Sulawesi dan Flores.Kira - kira 1000 tahun SM, telah datang bangsa - bangsa baru yang memiliki kebudayaan lebih maju dan tinggi derajatnya.Kira - kira 1000 tahun SM, telah datang bangsa - bangsa baru yang memiliki kebudayaan lebih maju dan tinggi derajatnya.Mereka dikenal sebagai bangsa Probo Melayu dan Deutro Melayu. Beberapa kebudayaan mereka yang terpenting adalah sudah mengenal pertanian, berburu, menangkap ikan, memelihara ternak jinak (anjing, babi, dan ayam).Sistem pertanian dilakukan dengan sederhana. Mereka menanam tanaman untuk beberapa kali dan sesudah itu ditinggalkan. Mereka berpindah ke tempat lain dan melaksanakan sistem pertanian yang sama untuk kemudian berpindah lagi. Sistem pertanian itu sangat tidak ekonomis, tetapi lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Mereka mulai hidup menetap, meski untuk waktu yang tidak lama. Mereka telah membangun pondok - pondok yang berbentuk persegi empat siku - siku, didirikan di atas tiang - tiang kayu, diding-dindingnya diberi hiasan dekoratif yang indah.Sedangkan peralatan yang mereka pergunakan masih terbuat dari batu, tulang, dan tanduk. Meskipun demikian, peralatan itu telah dikerjakan lebih halus dan lebih tajam. Pola umum kebudayaan dari masa neolitikum adalah pahat persegi panjang. Alat - alat perkakas yang terindah dari kebudayaan ini ditemukan di Jawa Barat dan Sumatera Selatan karena terbuat dari batu permata. Di samping itu, ditemukan beberapa jenis kapak (persegi dan lonjong) dalam jumlah yang banyak dan mata panah.Berbagai jenis kapak yang ditemukan memiliki fungsi yang yang hampir. Pada masa neolitikum, perkembangan kapak lonjong dan beliung persegi sangat menonjol. Konon kedua jenis alat ini berasal dari daratan Asia Tenggara yang masuk ke Indonesia melalui jalan barat dan jalan timur. Persebaran kapak lonjong dan beliung persegi dapat dilihat dalam peta di bawah ini.Berdasarkan hasil penelitian, peralatan manusia purba banyak ditemukan di berbagai wilayah, seperti daerah Jampang Kulon (Sukabumi), Gombong (Jawa Tengah), Perigi dan Tambang Sawah (Bengkulu), Lahat dan Kalianda (Sumatera Selatan), Sembiran Trunyan (Bali), Wangka dan Maumere (Flores), daerah Timor Timur, Awang Bangkal (Kalimantan Timur), dan Cabbenge (Sulawesi Selatan). Beberapa peralatan yang penting dan banyak ditemukan, di antaranya:
Kapak perimbas. Kapak perimbas tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara menggenggam. Kapak ini ditemukan hampir di daerah yang disebutkan di atas dan diperkirakan berasal dari lapisan yang sama dengan kehidupan Pithecanthropus. Kapak jenis juga ditemukan di beberapa negara Asia, seperti Myanmar, Vietnam, Thailand, Malaysia, Pilipina sehingga sering dikelompokkan dalam kebudayaan Bascon-Hoabin.
Kapak penetak. Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak perimbas, tetapi lebih besar dan kasar. Kapak ini digunakan untuk membelah kayu, pohon, dan bambu. Kapak ini ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Kapak genggam. Kapak genggam memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak perimbas, tetapi lebih kecil dan belum diasah. Kapak ini juga ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Cara menggunakan kapak ini adalah menggenggam bagian yang kecil.
Pahat genggam. Pahat genggam memiliki bentuk lebih kecil dari kapak genggam. Menurut para ahli, pahat ini dipergunakan untuk menggemburkan tanah. Alat ini digunakan untuk mencari ubi - ubian yang dapat dimakan.
Alat serpih. Alat ini memiliki bentuk yang sederhana dan berdasarkan bentuknya alat diduga sebagai pisau, gurdi, dan alat penusuk. Alat ini banyak ditemukan di gua - gua dalam keadaan yang utuh. Di samping itu, alat ini juga ditemukan Sangiran (Jawa Tengah), Cabbenge (Sulawesi Selatan), Maumere (Flores), dan Timor.
Alat - alat dari tulang. Tampaknya, tulang - tulang binatang hasil buruan telah dimanfaatkan untuk membuat alat seperti pisau, belati, mata tombak, mata panah, dan lain - lainnya. Alat - alat ini banyak ditemukan di Ngandong dan Sampung (Ponorogo). Oleh karena itu, pembuatan alat-alat ini sering disebut kebudayaan Sampung.
Blade, flake, dan microlith. Alat-alat ini banyak ditemukan di Jawa (dataran tinggi Bandung, Tuban, dan Besuki); di Sumatera (di sekeliling danau Kerinci dan gua - gua di Jambi); di Flores, di Timor, dan di Sulawesi. Semua alat - alat itu sering disebut sebagai kebudayaan Toale atau kebudayaan serumpun.
Di samping kebudayaan material, masyarakat pra aksara telah memiliki atau menghasilkan kebudayaan rohani. Kebudayaan rohani mulai muncul dalam kehidupan manusia, ketika mereka mulai mengenal sistem kepercayaan. Sistem kepercayaan telah muncul sejak masa kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan. Kuburan merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat telah memiliki anggapan tertentu dan memberikan penghormatan kepada orang telah meninggal. Masyarakat percaya bahwa orang yang meninggal, rohnya akan tetap hidup dan pergi ke suatu tempat yang tinggi. Bahkan, jika orang itu berilmu atau berpengaruh dapat memberikan perlindungan atau nasihat kepada mereka yang mengalami kesulitan.Sistem kepercayaan masyarakat terus berkembang. Penghormatan kepada roh nenek moyang dapat dilihat pada peninggalan - peninggalan berupa tugu batu seperti pada zaman megalitikum. Peninggalan megalitikum lebih banyak ditemukan pada tempat - tempat yang tinggi. Hal itu sesuai dengan kepercayaan bahwa roh nenek moyang bertempat tinggal pada tempat yang lebih tinggi.Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa manusia mulai menyadari kehidupannya berada di tengah - tengah alam semesta. Manusia menyadari dan merasakan adanya kekuatan yang maha dahsyat di luar dirinya sendiri. Kekuatan itulah yang kemudian diketahui berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang menciptakan, menghidupkan, memelihara, dan membinasakan alam semesta. Dari kepercayaan itu, selanjutnya berkembang kepercayaan yang bersifat animisme, dinamisme, dan monoisme. Animisme adalah kepercayaan bahwa setiap benda memiliki roh atau jiwa. Dinamisme merupakan kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Sedangkan monoisme merupakan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Sebenarnya, zaman megalitikum bukan kelanjutan dari zaman batu sebelumnya. Megalitikum muncul bersamaan dengan zaman mesolotikum dan neolitikum. Pada zaman batu pada umumnya, muncul kebudayaan batu besar (megalitikum) seperti menhir, batu berundak, dolmen, dan sebagainya.                      Sementara, zaman logam dibedakan menjadi 3 (tiga) zaman, yaitu:                                                          zaman Tembaga,zaman Perunggu, dan zaman Besi.
Namun, zaman Tembaga tidak pernah berkembang di Indonesia. Dengan demikian, zaman logam di Indonesia dimulai dari zaman Perunggu. Beberapa peninggalan dari zaman logam, di antaranya adalah nekara, bejana, dan kapak yang terbuat dari perunggu, serta belati dari besi. Zaman PraSejarah Dunia Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana manusia mulai hidup. Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah. Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.Pengkajian Zaman PraSejarah dan budayanya Arkeologi ialah kajian terhadap Artifak : peninggalan ciptaan manusia (pasu, mangkuk, tembikar, pisau dll), Ekofak : peninggalan sisa makanan, tulang dan tumbuhan, Feature : peninggalan struktur bangunan, lubang sampah yang tak dapat di ubah. 1. Terbagi kepada beberapa tahap atau zaman A. Zaman Batu : Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini dapat dibagi lagi atas:
a. Zaman batu tua (Paleolitikum) : Zaman batu tua (palaeolitikum), Disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Erectus yang terdiri.
b. Zaman batu tengah (Mesolitikum): Pada Zaman batu tengah (mesolitikum), alat-alat batu zaman ini sebagian sudah dihaluskan terutama bagian yang dipergunakan. Tembikar juga sudah dikenal. Periode ini juga disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens (manusia sekarang), yaitu ras Austromelanosoid (mayoritas) dan Mongoloid (minoritas).
 c. Zaman batu baru (Neolitikum) : Alat-alat batu buatan manusia Zaman batu baru (Neolitikum) sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Di samping tembikar tenun dan batik juga sudah dikenal. Periode ini disebut masa bercocok tanam. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras Austromelanosoide (minoritas).
 Ciri-ciri kehidupan zaman Paleolitik dan Mesolitik:                                                                                                                              a. Hidup secara nomad yaitu berpindah pindah                                                                                                 b. Tinggal di tepi danau, sungai atau gua.                                                                                                                c. Hidup dalam kelompok keluarga secara berkumpulan.                                                                                     d. Kehidupan dengan berburu, hasil hutan, dan menangkap ikan.                                                                 e. Peralatan lebih kepada fungsi penggunaan.                                                                                                
Tidak kepada nilai estetika dan seni Manusia zaman neolitik lebih bertamadun daripada Paleolitik dan mesolitik.                                                                                                                                                             a. Kehidupannya secara kekal dalam kelompok besar dan wujud masyarakat.                                                 b. Kehidupan bercocok tanam spt menanam padi di China.                                                                                 c. Menternak binatang spt menternak biri-biri di Iraq.                                                                                         d. Penciptaan alat mempunyai berbagai fungsi.                                                                                               e. Mencipta tembikar melalui teknik putar spt di Gua Musang.                                                                             f. Wujud pengkhususan kerja - banyak masa untuk hasilkan artifak.                                                                    g. Memikirkan cara melebur logam.                                                                                                                                h. Sistem tukaran barangan kerana mulai ada lebihan makanan.
 Masyarakat Neolitik di Timur Dekat                                                                                                                          a. Wujud pertanian sejak 8000 SM                                                                                                                           b. Penternakan Di China - padi ditanam sejak 8000 tahun lalu                                                                              c. Di Asia Tenggara padi ditanam di Ban Kao di Thailand 3500SM.                                                                 d. Di Malaysia padi di Gua Sireh Sarawak - 4500SM           
B. Zaman Logam : Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkannya. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut acire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:                                                                                 a. Zaman tembaga : Orang menggunakan tembaga sebagai alat kebudayaan. Alat kebudayaan ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) tidak dikenal istilah zaman tembaga.
 b. Zaman perunggu : Pada zaman ini orang sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
c. Zaman besi : Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
 Manusia zaman Logam lebih maju daripada Batu.                                                                                                a. Penggunaan logam besi dan mencipta rumah dan perahu.                                                                              b. Menjelajah lautan dan meningkatkan kegiatan perdagangan maritim.                                                         c. Perdagangan bermula di pesisiran pantai dan kemudian lebih jauh ke daratan.                                           d. Pertempatan besar kepada kota pertahanan.                                                                                                e. Bandar-bandar besar spt. Jericho (8000SM), Catal Hayuk di Turki ( 6500SM).                                                f. Mengetahui cara mengubur mayat dengan makanan, tembikar dan besi.                                             
Zaman Perunggu dan Zaman Besi.                                                                                                                        a. Di Malaysia ada sekitar 500SM                                                                                                                                    b. Perunggu dihasil - campuran tembaga dan timah.                                                                                                  c. Di Eropa - Perunggu mulai digunakan sekitar 2300SM - 700SM.                                                                  d. Di Asia Tenggara - Zaman Logam 1000SM - 1500SM di Dongson, Vietnam.
 Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah. Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.
ASAL-USUL DAN PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid terutama Malayan Mongoloid. Ras Mongoloid mempunyai 3 subras yaitu:                                                                                                                                            1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea)                                                                                                                 2. Malayan Mongoloid (Melayu)                                                                                                                                3. American Mongoloid (Suku Indian)                
Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia                                                                                               Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada suku Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin.Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik.
Suku Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi dua yaitu                                                                                                                                                                           1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)                                                                                                                      2. Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)                                                                                                    3.Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang kali pertama di Indonesia sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan Yunan menuju Indonesia menempuh dua jalur berikut:                                                                                                                  1. Jalur Utara dan Timur                                                                                                                                                    2. Jalur Barat dan Selatan
1. Jalur Utara dan Timur                                                                                                                                    - Melalui Teluk Tonkin menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan membawa kebudayaan kapak lonjong. - Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu baru/Neolithikum.
2. Jalur Barat dan Selatan                                                                                                                                - Melalui Semenanjung Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan  Nusa Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi. - Persebaran periode Deutro Melayu ini mebawa kebudayaan logam.
Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang di Indonesia pada gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa Melayu Muda datang ke Indonesia melalui jalur barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk Tonkin, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian menyeberangi Selat Malaka hingga sampai di Kepulauan Indonesia. Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, kedatangan manusia purba di indonesia berlangsung tiga tahap yaitu zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman perundagian.
Zaman mesolithikum
 Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin, vietnam, melalui jalur fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang masih ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina, orang semang di malaysia, dan orang papua melonosoid di indonesia

Zaman neolithikum (200 SM)                                                                                                                            Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina, dan formosa. Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.

Zaman perundagian
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu ) dari daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk indonesia.Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara , moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don son karena berasal dari donson teluk tonkin

0 komentar :

Posting Komentar